Jumat, 18 Juli 2014

Sejarah Manchester United vs Barcelona

Manchester United vs Barcelona
Duel Barcelona melawan Manchester United (MU) merupakan salah satu duel klasik di kancah antarklub Eropa. Klasik karena keduanya merupakan tim besar dan sama-sama memiliki sejarah panjang di level domestik dan antarklub Eropa. Keduanya juga punya tradisi, yakni selalu melahirkan pemain-pemain hebat. Barcelona, misalnya. Tim yang bermarkas di Nou Camp itu pernah diperkuat oleh Diego Maradona dan Romario.

Sedangkan MU pernah melahirkan David Beckham. Bahkan, MU sekarang telah memunculkan bintang baru, Cristiano Ronaldo. Nah, berikut ini tersaji rekaman tujuh pertemuan kedua tim serta kiprah para bintangnya di kancah Eropa ;



1983-1984 (Perempat Final Piala Winners)



Bryan Robson dan Maradona
Barcelona ketika itu masih diperkuat legenda hidup Diego Maradona. Pengamat memprediksi bahwa Barcelona dengan Maradonanya bisa melewati hadangan Manchester United sekaligus lolos ke semifinal. Prediksi itu hampir mendekati kenyataan. Pada leg pertama di Nou Camp pada 7 Maret 1984, Barcelona memetik kemenangan 2-0 lewat gol Juan Carlos Perez Rojo dan gol bunuh diri Graeme Hogg. Meski kalah, MU yang ketika itu ditangani Ron Atkinson optimistis bisa melakukan revans di Old Trafford. Apa alasannya? “Kami sudah tahu cara menghentikan Maradona,” kata Atkinson saat itu seperti dikutip Daily Mail.

Atkinson benar. Pada leg kedua di Old Trafford dua pekan kemudian, Maradona tak bisa berbuat apa-apa. Justru, gelandang MU yang juga kapten Timnas Inggris Bryan Robson-lah yang tampil gemilang. MU di leg kedua menang 3-0. Robson mencetak dua gol. Sedangkan satu gol lainnya yang merupakan gol penentu lolosnya MU ke semifinal dilesakkan oleh Frank Stapleton.



1991 (Final Piala Winners)



Manchester United Piala Winners
Manchester United memenangkan Piala Winners
Karir Sir Alex Ferguson pernah terancam lantaran gagal memenangkan trofi FA pada 1990. Namun, keberhasilan Fergie -sapaan Ferguson- memenangkan gelar di ajang Piala Winners 1991 membuat pengurus tak jadi mengeluarkan surat pemecatan. Di final yang berlangsung di Stadion De Kuip, Rotterdam, MU kembali bertemu Barcelona yang ketika itu ditangani Johan Cruyff. MU tampil sebagai jawara setelah mengalahkan Barcelona 2-1. Dua gol MU dilesakkan Mark Hughes. Sedangkan gol balasan Barcelona dicetak Ronald Koeman.


1994-1995 (Penyisihan Grup Liga Champions)

United kala menghadapi Barcelona
United kala menghadapi Barcelona
Mental pemain Barcelona sempat drop sebelum melawat ke Old Trafford pada 19 Oktober 1994. Pasalnya, dua pekan sebelumnya, mereka dipaksa menelan kekalahan dari wakil Swedia IFK Gothenburg. Untung, mereka bisa menahan imbang tuan rumah 2-2. Dan pada pertemuan kedua di Nou Camp dua pekan kemudian, MU hanya bisa pasrah dibantai Barcelona 0-4 lewat gol Hristo Stoichkov, Romarop, dan Albert Ferrer. Salah satu penyebab kekalahan telak MU saat itu adalah Sir Alex Ferguson memilih Gary Walsh sebagai kiper utama dan mencoret Peter Schmeichel karena ada batasan kuota pemain asing. Karena kekalahan telak dari Barcelona, MU akhirnya gagal melangkah ke babak berikutnya.


1998-1999 (Penyisihan Grup Liga Champions)

Proses terciptanya gol Dwight Yorke ke gawang  Barcelona
Pada musim tersebut, MU berhasil memenangi trofi Liga Champions setelah mengalahkan Bayern Munchen dalam duel dramatis di partai final. Tapi, sebelum melangkah ke fase final, MU harus melewati jalan terjal di babak penyisihan Grup D. Mereka kembali bentrok lawan Barcelona. Bentrok pertama di Old Trafford pada 16 September 1998 berakhir seri 3-3. Tiga gol MU dilesakkan oleh Ryan Giggs, Paul Scholes, dan David Beckham. Sedangkan gol Barcelona dicetak oleh Anderson dan dua penalti lewat Giovanny dan Luis Enrique. Pertemuan kedua di Nou Camp juga berakhir seri 3-3. Barcelona unggul dulu lewat gol Anderson di menit pertama. Tapi, berhasil disamakan oleh Dwight Yorke 24 menit kemudian. Andy Cole membuat MU unggul di menit ke-53. Namun, skor menjadi imbang 2-2 setelah Rivaldo mencetak gol di menit ke-57. Yorke dan Rivaldo menjadi bintang di laga tersebut. Keduanya sama-sama mencetak gol ketiga buat timnya.


2007-2008 (Semifinal Liga Champions)



Scholes celebration
Selebrasi Scholes ketika menjebol gawang Barca
setelah bermain seri 0-0 akhirnya United bisa memenangkan di leg kedua dengan skor 1-0. Gol tunggal itu diciptakan oleh Scholes secara brilian


2008 – 2009 Final Liga Champions

Ronaldo beradu lari dengan Xavi
Pada final Champion ini Manchester united harus menelan kekalahn dari Barcelona dengan skor akhir 2-0

Sekian artikel tentang Sejarah Manchester United vs Barcelona, semoga dapat menambah wawasan anda tentang Manchester United. Terima Kasih #GGMU


Sejarah Persaingan Manchester United dan Liverpool

Derby Merah

Sepakbola liga inggris merupakan salah satu liga terbaik di dunia, Liga Inggris juga selalu menampilkan pertandingan yang menegangkan, diantaranya adalah derby. Sejatinya, Manchester United bukan hanya berival dengan tetangga nya Manchester city. Manchester United juga memiliki rival yang lain yaitu, Liverpool. Rival ini pun juga dikarenakan torehan trofi antara kedua tim ini sangatlah berbeda tipis.Rivalitas antara MU dengan Liverpool biasanya disebut sebagai North West Derby atau derby Barat Laut, karena kedua daerah tersebut berada di Barat Laut kepulauan Inggris. Namun, persaingan keduanya juga diakibatkan persaingan antara industri kedua kota yang memuncak saat revolusi industri.Namun bukan hanya karena itu, dalam postingan berikut ini, saya akan menjelaskan tentang "Derby Merah" ini.


Persaingan antara Manchester dengan Liverpool bisa dibilang sebagai ekses dari kedekatan kedua kota dalam segi bisnis sejak era 1800-an. Manchester dikenal dengan kehebatannya di bidang manufaktur, sedangkan Merseyside tersohor dengan pelabuhannya, yang jadi bagian penting negara Inggris saat itu.


Di sisi sepakbola, Liverpool lebih dulu merasakan sukses dalam rentan waktu 1973 sampai 1990-an, dengan memenangkan 11 gelar Liga Inggris plus empat trofi Juara Eropa.


Namun, mulai musim 1993 sukses berbalik menjadi milik Red Devils. Di bawah Sir Alex Ferguson, MU sukses meraih 12 gelar Premier League dan dua trofi Liga Champions.


Pergesekan antara kedua tim pun semakin terpercik setelah dua musim lalu MU berhasil menggeser Liverpool dari pemilik gelar Liga Inggris terbanyak sepanjang sejarah. Pasukan Old Trafford sudah mengemas 20 trofi juara, sedangkan The Reds hanya 18.


Panasnya gengsi antara kedua tim ini pun ikut membuat tribun kedua suporter panas. Saling ejek bahkan perkelahian kecil kerap terjadi antara kedua pendukung, apalagi setelah para fans United sukses melewati torehan gelar para Scousers (julukan untuk orang-orang asal Liverpool).


Persaingan antara pemain

Gerrard dan Roo ketika Derby
Persaingan kental antara klub dan suporter ternyata merembet sampai level para pemain. Kapten Liverpool, Steven Gerrard, memiliki berbagai koleksi kostum di rumahnya, namun ia pernah bersumpah tidak akan pernah memajang satu pun kostum MU.

Sedangkan di kubu MU, Wayne Rooney memang dikenal sangat tidak menyukai Liverpool. Pasalnya, Wazza sudah di didik oleh klub sekota Liverpool, Everton,sejak kecil jadi pantas jika rasa kebencian itu sudah tertanam di diri seorang Ronney.

 
Suarez vs Evra
Suarez vs Evra

Yang teranyar terjadi pada musim 2011-12 lalu, ketika Luis Suarez tersandung kasus rasisme usai mengejek Patrice Evra. Keduanya pun menolak berjabat tangan pada laga selanjutnya, yang membuat pemain-pemain MU panas. Namun, pada laga di Anfield kemungkinan besar keduanya akan kembali berjabat tangan.

Peringatan tragedi Hillsborough

Tragedi Hillsborough
Setelah menjadi kambing hitam selama 23 tahun, akhirnya suporter The Reds dinyatakan tidak bersalah oleh tim panel independen . Menginginkan keadilan, Anfield pun siap jadi panggung meminta keadilan.

Tiga mosaik sudah disiapkan oleh The Kop dan 96 balon merah akan dilepaskan sebelum laga oleh kapten kedua tim dalam peringatan, dan Gerrard pun meminta Anfield untuk menjaga sikapnya saat menjamu sang seteru abadi.


Dari sisi MU pun ikut menghormati keinginan Liverpool itu. Sir Alex Ferguson bahkan mengirimkan surat khusus pada suporter MU yang berisi pesan untuk tidak mengejek atau merendahkan Liverpool terkait insiden memilukan tersebut. Panasnya persaingan MU dan Liverpool akan tetap terjaga, namun kedua tim ingin rivalitas itu hanya sejauh di lapangan hijau saja dan menginginkan fair play tetap terjaga.


Artikel diatas mengulas sedikit tentang "Derby Merah", smoga wawasan anda tentang MU semakin bertambah dengan adanya artikel Sejarah Persaingan Manchester United dan Liverpool ini. Terima Kasih #GGMU

Sejarah Maskot Manchester United

Ferguson di dampingi maskot Manchester United Fred the Red
Ferguson di dampingi maskot Manchester United Fred the Red
Di Liga Inggris, sudah pasti jika sebuah klub mempunyai maskot untuk menunjukan siapa "mereka". Bentuknya pun terkadang aneh, hal ini juga disesuaikan dengan julukan klub. Fenomena ini kembali marak pada dekade ’90-an dengan orientasi bisnis yang kental. Salah satunya adalah upaya pihak klub untuk merangkul semua tingkatan umur agar menjadi penggemar mereka.
Maskot Manchester United pada era ini dikenal dengan nama Fred The Red – perwujudan dari julukan Manchester United, "Red Devils". Maskot ini tampil di sela-sela pertandingan seperti waktu istirahat. Fred The Red pun erat kaitannya dengan bisnis dan keuntungan bagi klub. Padahal, dulu, maskot hanyalah sosok yang dianggap membawa keberuntungan. Berikut maskot-maskot yang pernah mengisi perjalanan panjang Setan Merah selama lebih dari satu abad :

The Saint Bernard (1902-1905/1906)

Man.United Mascot 1
The Saint Bernard
Percaya atau tidak, nama Manchester United pada awalnya dihubungkan dengan seekor anjing berjenis St. Bernard. Bisa jadi, tanpa “pertolongan” anjing milik kapten tim Heathens, Harry Stafford, tak akan pernah ada klub bernama Manchester United. Namun,pada akhirnya warna kostum dan stadion pun depengaruhi oleh kehadirannya.
Dalam pertandingan yang dimainkan United setelah selamat dari krisis keuangan, anjing ini selalu setia mendampingi tim. Keberadaan anjing ini di pinggir lapangan dianggap bisa membawa berkah dan memberi kemenangan bagi Red Devils.

Billy the Goat (1905/1906-1909)

Man.United Mascot 2
Billy The Goat
Binatang memang paling dominan menjadi maskot. Usai era anjing St. Bernard, MU memilih binatang baru yang dijadikan maskot di semua pertandingan yang mereka mainkan. Dia adalah seekor kambing bernama Billy. Kebetulan kambing ini juga dimiliki oleh kapten MU saat itu, Charlie Roberts. Seperti halnya maskot sebelumnya, Billy pun selalu hadir di pinggir lapangan saat MU bertanding. Entah kenapa, kehadiran Billy bisa membangkitkan semangat tempur seluruh skuad MU.
Sayang, Billy memiliki kebiasaan buruk. Dia doyan menenggak minuman keras. Kegembiraan saat meraih Piala FA untuk pertama kalinya bagi MU tahun 1909 berakhir dengan cara tragis. Billy yang menjadi bagian dari tim ikut berpesta malam itu. Dia terlalu banyak minum champagne. Alhasil, riwayatnya sebagai maskot Setan Merah pun harus berakhir.

“Hoppy” Thorne, the One-Legged Wonder (akhir ’30-an dan akhir ’40-an)

Maskot kali ini agak berbeda. Bukan binatang, tapi sosok manusia yang kondisi fisiknya tidak lengkap. William “Hoppy” Thorne kehilangan salah satu kakinya saat membela Inggris di Perang Dunia I. Dengan kondidi seperti itu Hoppy masih bisa diterima bekerja di Old Trafford. Tugasnya, membersihkan stadion usai pertandingan atau bertugas di papan skor saat tim cadangan bermain.

Kebiasaan aneh sebelum MU bertanding yang membuatnya terkenal dan dianggap sebagai maskot kala itu. Sepuluh menit sebelum kick-off, Hoppy melakukan ritual dengan meloncati pagar pembatas, lalu melompat-lompat mengelilingi Old Trafford. Jika Hoppy sedang menggunakan kaki palsu, aksi melompatnya akan diganti dengan berlari.

Fred The Red (1994-Sekarang)

Fred The Fred 55
Fred The Fred 55
Di awal era Premier League, MU menghidupkan kembali maskot mereka. Julukan Red Devils yang sudah melekat sejak 1950-an dijadikan patokan untuk melahirkan sosok maskot baru. Lahirlah sosok setan lucu berwarna merah yang dinamai Fred the Red. Maskot ini menggunakan nomer punggung 55 untuk mengenang John Fredal yang disebut-sebut "Setan Merah" dalam dunia perang. John Fredal yang saat itu berusia 55tahun  masih sanggup untuk membela inggris waktu perang dan ia adalah
pemimpin yang memakai kostum berwarna merah dan ia pun meninggal dunia karena kehabisan darah di kota Manchester dan pada waktu old trafford terkena bom oleh jerman ternyata banyak juga yg menjadi korban tewas dan yang selamat itu berjumlah 55 orang berkat keberanian dan usaha dari ferdal.

Hingga saat ini, sosok Fred masih "abadi" di Old Trafford. Sosoknya yang tidak menyeramkan pun membuat anak-anak menyukai maskot ini. Fred The Red pun tidak hanya dapat disaksikan di Old Trafford, maskot ini juga dibuat vdalam versi komik dan muncul pada program TV yang ada di MUTV.

sekian informasi mengenai Sejarah Maskot Manchester United, semoga artikel ini dapat menambah wawasan mengenai MU. Terima kasih.

Rabu, 16 Juli 2014

Fakta Menarik Sir Alex Ferguson

Alex Chapman ferguson
Alex "Chapman" Ferguson


26 tahun , satu klub, puluhan trofi. Itulah sebagian fakta tentang Sir Alex Ferguson selama Melatih Manchester United. Ia adalah pelatih paling sukses di Britania Raya.
Seperti yang diketahui, Sir Alex sudah memutuskan untuk pensiun di akhir musim ini. Banyak hal telah ia lakukan selama menjalani karirnya di Old Trafford. Tentunya, banyak hal menarik yang bisa digali dari pelatih berusia 71 tahun asal Skotlandia ini.

Berikut adalah fakta menarik dari Ferguson yang mungkin tak banyak diketahui oleh kebanyakan orang :

1. Memiliki Sebuah PUB

Fergie Pub
Pub milik Fergie
Fergie tak selalu berkutat dengan pekerjaan di lapangan hijau.Ia pernah melakoni kerja magang sebagai pembuat perkakas dan juga pelayan toko di Glasgow, Skotlandia. Ia sempat pula membuka pub yang dinamai Fergie's, lengkap dengan bar bernama Elbow Room. Nama itu sendiri dibuat untuk mengenang gaya fisiknya ketika masih aktif bermain.

2. Terobsesi Dengan John F Kennedy

Ferguson terobsesi dengan kasus pembunuhan John F kenedy
Misteri tentang pembunuhan mantan presiden Amerika, John F Kennedy di awal era tahun 60an rupanya juga menarik perhatian seorang Ferguson. Saking terobsesinya, Fergie disebut memiliki salinan otopsi John F Kennedy dan bahkan kerap membacanya hingga sampai di tempat tidur. Selain itu, ia juga disebut memiliki salinan laporan investigasi pembunuhan tersebut yang ditandatangani oleh mantan presiden AS, Gerald Ford.

3.Sering Memberi Tumpangan Pada Keeny Dalglish


Ketika Fergie masih aktif bermain bagi Rangers, ia sering memberikan tumpangan bagi Dalglish yang saat itu berharap dirinya bisa bermain bagi salah satu klub besar di Skotlandia tersebut. Akan tetapi, yang terjadi kemudian, Dalglish justru gabung Celtic. Di klub tersebut, Dalglish sempat menjadi bek tengah dan bertanding menghadapi Fergie dalam pertandingan tim cadangan.

4.Mencarikan Tukang Pijat Untuk Perdana Mentri Inggris

Wanita yang memijat Tony Blaire
Wanita yang memijat Tony Blaire
Fergie adalah pendukung partai buruh. Ia pun juga kerap memberikan saran pada mantan perdana Menteri Inggris, Tony Blair, tentang strategi kepemimpinan. Suatu saat, ia pernah mengatakan pada direktur komunikasi dan strategi Blair, Alastair Campbell, untuk mencarikan tukang pijat bagi atasannya tersebut. Tukang pijat itu nantinya bisa berguna untuk Blair saat ia bertarung dalam pemilu.

5. Ferguson Bukanlah Pelatih Terlama

Guy Roux, pelatih Auxere dari tahun 1961-2005
Fergie sudah membesut United selama kurun waktu lebih dari 26 tahun. Waktu yang sangat lama. Akan tetapi, ternyata ada pelatih lain yang pengabdiannya lebih lama ketimbang dirinya di eropa. Ia masih kalah dengan Guy Roux yang melatih Auxerre selama 44 tahun. Selain itu, ada pula rekan senegaranya yang membukukan rekor melatih lebih lama daripada Fergie, yakni Willie Maley. Ia menukangi Celtic selama 43 tahun.

6. Mahir Bermain Lompat Tembok

Ferguson Muda
Ferguson Muda
Fergie kecil tumbuh di daerah miskin di kota Glasgow. Tak banyak kegiatan yang bisa dilakukan anak-anak muda saat itu selain berkelahi, sepakbola dan permainan melompati tembok yang bernama dykes. "Tembok yang berbahaya punya nama: king, queen, suicide, diamond, spiky. Kami pergi ke area berbeda dari Govan untuk menantang satu sama lain melompati dykes karena itu sangat berbahaya. Tapi itulah yang Anda lakukan saat kanak-kanak karena Anda tak punya rasa takut," ungkapnya.


7.Fergie's Time Berjalan Selama 79 Detik

Fergie's Time
Istilah Fergie Time tentunya sudah sangat akrab di telinga para suporter tim lain di Premier League. Fergie Time biasanya berlaku jika sampai saat 90 menit MU dalam keadaan tertinggal, wasit akan mengatur waktu tambahan cukup lama sehingga mereka nantinya akan bisa menyamakan kedudukan, dan bahkan kadang berbalik menang.
Akan tetapi, menurut sebuah analisa dari BBC, Fergie's Time tidaklah terlalu berpengaruh signifikan bagi United. Setan Merah memang sering mendapatkan hal tersebut, akan tetapi, lamanya waktu tambahan hanyalah sekitar 79 detik saja, dan mereka lebih sering kalah dibandingkan memperoleh kemenangan.

8.Alec Atau Alex?

Nama Fergie kerap dieja secara berbeda, yakni Alec atau Alex. Banyak yang menyebut Alec karena merujuk asal pelatih tersebut, yakni Skotlandia. Akan tetapi, di negaranya sendiri, banyak pula yang menyebut namanya Alex. Alhasil, keduanya kerap digunakan baik di Inggris dan juga Skotlandia.

9. Pelatih Yang Mempelopori Istilah Baru

Ferguson sedang memberikan Hairdryer Treatment
Ferguson sedang memberikan Hairdryer Treatment
Istilah 'hairdryer treatment' dan 'squeaky bum time' menjadi terkenal berkat Fergie. Istilah pertama muncul jika Fergie marah pada para pemainnya, ia akan sangat marah dan membentak mereka tepat di muka dengan jarak yang sangat dekat pula. Istilah itu sendiri pertama kali dipopulerkan oleh Lee Sharpe.
Sedangkan 'squeaky bum time' muncul pada Maret 2003 saat Setan Merah mampu menyalip Arsenal di akhir kompetisi yang sebelumnya berjalan menegangkan. Istilah itu sangat populer hingga Collins English memasukkannya dalam kamus mereka di tahun 2005 dengan definisi 'tahap akhir yang menegangkan dari kompetisi liga, terutama dari sudut pandang pimpinan klasemen.'
Namun ternyata, hal ini mampu mendongkrak semangat para pemain agar dapat menampilkan pertandingan secara 110%.

10.Memberi Nama Rumahnya "Fairfields"

Rumah Ferguson
Fergie selama ini tinggal di sebuah mansion di kawasan Wilmslow, Cheshire. Bangunan tersebut ia beri nama Fairfields. Nama itu sendiri berasal dari nama galangan kapal tempat ayah Fergie dahulu bekerja.

11.Suami Yang Takut Istri

Ferguson  dan istri ketika Fergie menerimagelar kekesatriaan
"Alex Ferguson yang terkenal sangat tegas terhadap pemain ternyata taku akan istri? yang benar saja!". Mungkin ini yang akan anda pertanyakan kebenarannya, namun ini benar-benar terbukti ketika MU meraih Treble Winners. Faktanya adalah sebagai berikut, ketika Alex Ferguson memenangkan Treble Winners untuk Manchester United tahun 1999 silam, dirinya dianugerahi gelar Sir oleh Kerajaan Inggris. namun bukannya bangga, sang istri justru mendengus kesal sambil berkata "apakah gelar kamu selama ini tidak cukup?".
Meski terkesan cuek dengan sepakbola, ternyata Cathy Ferguson adalah orang yang paling berperan penting dalam karir Alex Ferguson. Saat akan memutuskan pensiun tahun 2002 lalu, Cathy lah yang terus memberikan dukungan agar ia terus melatih The Red Devils. Sang istri merupakan orang yang paling pertama selalu mendukung karir sepakbola Alex Ferguson.

12.Penemu Bakat Pemain Muda

Fergie bersama bakat muda yang dia temukan
Sir Alex Ferguson juga dikenal sebagai pelatih yang berhasil memunculkan pemain-pemain berbakat. Skuat 1992 macam David Beckham, Paul Scholes, Ryan Gigss, Nicky Butt dan dua bersaudara Gary dan Philip Neville pastinya yang paling diingat dunia namanya hingga sekarang. Kehebatan dari seorang Cristiano Ronaldo juga tak lepas dari instingnya dalam menemukan bakat-bakat muda.

itulah beberapa fakta menarik dari Ferguson , semoga dapat menambah pengetahuan anda tentang sosok Ferguson. Terima kasih

Biodata Sir Alex Ferguson

Sir Alex Ferguson
Sir Alex Ferguson
Berbicara tentang Manchester United, tidak lengkap jika kita tidak membicarakan pula tentang sosok yang selama 26 tahun mengabdi untuk Setan Merah dan mampu membawa Manchester United mejuarai banyak ajang bergengsi terutama Liga Premiere Inggris. Ya, dia adalah Sir Alex Ferguson atau yang akrab disapa dengan sebutan Fergie ini. Pria asal Skotlandia ini total sudah membuat MU meraih 20 trofi Liga Premiere Inggris dengan pengabdiannya yang cukup lama. Fergie terkenal dengan caranya menyokong semangat skuadnya yang dikenal dengan istilah hairdryer treatment dan juga Fergie's Time
Namun tak banyak orang yang tahu profil lengkap soal Fergie, artikel berikut akan mengulas sosok seorang Fergie.
Alexander Chapman Ferguson atau yang akrab di panggil dengan sebutan Fergie ini lahir di Govan,Glasgow, 31 Desember 1941 adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Skotlandia, yang pernah menangani Manchester United, di mana dia telah bertugas lebih dari 1000 pertandingan. Dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik dalam sejarah, dia telah memenangkan lebih banyak trofi daripada pelatih manapun sepanjang sejarah sepak bola Inggris. Dia telah menangani Manchester United sejak tanggal 6 November 1986 hingga akhirnya dia menyatakan pensiun menakhodai MU pada tanggal 9 Mei 2013, menggantikan sosok seorang  Ron Atkinson.
Di Manchester United, Sir Alex menjadi pelatih tersukses dalam sejarah sepak bola Inggris, dengan memimpin tim memenangkan 20 gelar juara liga. Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama yang membawa tim Inggris meraih treble dari Liga Utama, Piala FA and Liga Champions UEFA. Juga menjadi satu-satunya pelatih yang memenangkan Piala FA sebanyak 5 kali, Fergie juga menjadi satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Inggris sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000 and 2000-2001). Pada 2008, dia bergabung bersama Brian Clough dari Nottingham Forest dan Bob Paisley dari Liverpool sebagai pelatih Britania yang pernah memenangkan kejuaraan Eropa sebanyak lebih dari satu kali. Ferguson resmi menyatakan pensiun sebagai pelatih United pada 9 Mei 2013.Posisinya pundigantikan oleh David Moyes terhitung mulai 1 Juli 2013. Namun malang bagi David Moyes, dia dipecat oleh MU pada tanggal 22 April 2014 karena kinerjanya yang kurang memuaskan.
Keluarga Ferguson
Ferguson and Family
Foto masa kecil Fergie bersama orang tua dan adiknya (Fergie kedua dari kanan)
Alexander Chapman Ferguson lahir dari pasangan Alexander Beaton Ferguson, seorang buruh pekerja galangan kapal dengan Elizabeth Hardie. Ia menghabiskan masa kecilnya di daerah Govan,Skotlandia bersama adiknya Martin Ferguson.

Karier Klub

Fergie in Queen's Park
Fergie ketika bermain bagi Queen's Park
Karier sepak bola Ferguson dimulai ketika ia bergabung dengan klub amatir Queen's Park pada umur 16 tahun. Berposisi sebagai penyerang  ia mencetak 20 gol pada musim debutnya dan pindah pada musim berikutnya ke klub amatir St. Johnstone. Di klub barunya, Ferguson mengejutkan publik dengan mencetak hattrick melawan klub idolanya Glasgow Rangers. Performanya membuat ia dikontrak profesional oleh Dunfermline. Pada musim pertamanya Ferguson berhasil mencapai final Piala Skotlandia melawan Glasgow Celtic  akan tetapi kalah 3-2. Ferguson sendiri tidak tampil dalam final karena penampilan buruknya ketika melawan St. Johnstone pada pertandingan sebelumnya. Musim keduanya bersama Dunfermline, ia berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak Liga Skotlandia bersama Joe McBride dengan 31 gol. Prestasi ini pun akhirnya mengantarkan Ferguson ke klub impiannya sejak kecil,  Glasgow Rangers. Masa-masa di Rangers ternyata tidak menyenangkan Ferguson. Ia sering dicadangkan dan berlatih dengan tim junior. Hal ini membuat Fergie tidak betah dan hanya bertahan 2 musim bersama Rangers. Ia kemudian ditawari pindah oleh klub asal Inggris,Nothingham Forest . Akan tetapi istrinya, Cathie tidak menyetujui kepindahan mereka ke Inggris. Ia lalu memilih untuk pindah ke klub Falkirk. Ferguson dipromosikan sebagai pelatih merangkap pemain. Namun tak lama kemudian jabatannya digantikan oleh John Prentice. Ferguson kemudian memilih untuk pindah ke Ayr United dimana ia bermain disana sampai pensiun sebagai pemain pada 1974. Sebagai pemain Ferguson telah mencetak total 170 gol dalam 317 pertandingan.

Karir manajerial

East Stirlingshire (1974)
Ferguson kala menahkodai East Stringlingshire F.C
Ferguson kala menahkodai East Stringlingshire F.C
Pada bulan Juni tahun 1974, sesaat setelah ia pensiun sebagai pemain, Ferguson ditunjuk sebagai manajer paruh waktu unutk East Stirlingshire pada usia 32 tahun. Kariernya di East Stirlingshire hanya bertahan sebentar karena pada bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St. Mirren untuk menjadi manajer  

St. Mirren (1974-1978)

Ekspresi Fergie ketika melatih St. Mirren
Kariernya di St. Mirren berlangsung gemilang, selama 4 musim menangani klub tersebut (1974-1978). Ferguson mengangkat klub kecil yang tadinya hanya ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan kandanganya itu menjadi juara Liga Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan menyerang. Selain itu ia berjasa dalam menemukan bakat-bakat muda dalam diri Billy Stark, Tony Fitzpatrick, Bobby Reid dan Peter Weir. Kesuksesan Ferguson dalam mengangkat St. Mirren ternyata berujung pada pemecatan pada tahun 1978 karena konflik internal antara Ferguson sendiri dengan staffnya. Presiden klub St. Mirren, Willie Todd bahkan mengatakan bahwa Ferguson "tidak mempunyai kemampuan manajerial yang baik". Dengan demikian St. Mirren adalah klub satu-satunya yang pernah memecat Ferguson sepanjang karier manajerialnya. 

Aberdeen (1978-1986)

Alex Ferguson bersama Archie Knox mengangkat troffi European Cup Winner Cup
Alex Ferguson bersama Archie Knox mengangkat troffi European Cup Winner Cup
Ferguson menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy McNeil yang pindah ke Glasgow Celtic,ia diharapkan dapat mengembalikan masa kejayaan Aberdeen yang menjuarai Liga Skotlandia terakhir kali pada 1955. Namun karena usia Ferguson yang terbilang cukup muda (36 tahun) ,tetap saja ia kesulitan meraih respek dari para pemain yang beberapa diantaranya lebih tua dari manajer mereka sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih peringkat ke 4 walaupun tidak pernah kalah sebelum Desember 1978. Ferguson juga membawa Aberdeen ke semifinal Piala Skotlandia dan Piala Liga Skotlandia. Pada musim berikutnya Aberdeen kembali kalah dalam final ajang Piala Liga Skotlandia oleh Dundee United setelah pertandingan replay. Ferguson menyalahkan dirinya sendiri yang seharusnya mengubah taktik dan komposisi pemain dalam pertandingan replay tersebut. Setelah pertandingan final itu, performa Aberdeen mengalami peningkatan sampai mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada akhir musim 1979/80. Hal ini membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para pemain dan direktur klub. Ia tetap menjadi manajer yang penuh disiplin sehingga pemain-pemainnya menjulukinya "Furious Fergie" atau "Fergie yang Galak". Ia bahkan pernah mendenda salah satu pemainnya, John Hewitt karena mendahuluinya ketika mengendarai mobil di jalan. Ia juga pernah menendang sebuah teko teh kepada para pemainnya saat mereka tampil buruk dalam babak pertama. Ferguson juga menuduh pers mengutamakan Rangers dan Celtic saja dalam pemberitaannya. Aberdeen terus meraih sukses dalam musim-musim berikutnya. Diantaranya meraih Piala Skotlandia pada musim 1981/82. Trofi ini mengantarkan Aberdeen unutk berpartisipasi lagi dalam ajang Eropa, kali ini di ajang Piala Winners. Performa Fergie bersama Aberdeen mendapat sorotan media setelah mereka secara mengejutkan menyingkirkan Bayern München kemudian mengalahkan Tottenham Hotspur 4-1 dalam ronde sebelumnya. Kesuksesan ini mendatangkan kepercayaan diri pada skuab Aberdeen yang percaya mereka dapat meraih sukses dalam ajang Piala Winners. Hal yang menjadi kenyataan ketika pada 11 Mei 1983 mereka sukses mengalahkan Real Madrid 2-1 dalam final. Aberdeen menjadi klub ketiga Skotlandia yang meraih sukses Eropa setelah Rangers dan Celtic. Dalam kompetisi domestik Aberdeen berhasil mempertahankan mahkota juara Piala Skotlandia dengan kemenangan 1–0 atas Rangers di final. musim berikutnya Aberdeen kembali meraih gelar juara Piala Skotlandia untuk ke tiga kalinya secara berturut-turut, dan meraih gelar juara Liga Skotlandia. Hal ini membuat Ferguson dianugerahi gelar OBE pada 1984.  Fergie kembali membawa Aberdeen mempertahankan gelar juara Liga Skotlandia pada musim 1984-85. Namun pada musim berikutnya mereka gagal dalam ajang Ligamereka hanya berada pada posisi 4 dalam klasemen, walaupun mereka meraih juara Piala Liga dan Piala Skotlandia pada tahun yang sama. Pada musim yang sama, Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim nasional Skotlandia ketika menghadapi ajang Piala Dunia 1986. Namun meninggalnya pelatih utama mereka, Jock Stein, membuat Ferguson ditunjuk menjadi pelatih utama Skotlandia pada Piala Dunia 1986. Ia kemudian menunjuk Archie Knox menjadi asisten manajer yang mana adalah juga asistennya di Aberdeen. Karena jasa-jasanya di Aberdeen, Ferguson kemudian diusulkan untuk menjadi salah satu direktur di klub tersebut, namun Fergie menolaknya dan mengatakan bahwa ia berniat untuk pindah dari Aberdeen pada akhir musim 1985/86. Walaupun ia tetap berada bersama Aberdeen pada awal musim 1986/87, namun pada November 1986, Ferguson akhirnya menerima pinangan Manchester United untuk menjadi manajer mereka menggantikan jabatan yang dipegang Ron Atkinson.


Manchester United (1986-2013)

Awal karier di Manchester United

Fergie ketika pertama kali menjadi manager Setan Merah


Awal kariernya di Old Trafford tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu MU terbelit dalam masalah alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka Norman WhitesidePaul McGrath dan Bryan Robson, mempunyai hobi menenggak minuman keras dan mempunyai level kebugaran yang "menyedihkan". Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang diangkat menjadi asisten manajer saat itu, secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan disiplin ketat bagi para pemain, hal yang masih berlaku di MU. Pertandingan debutnya berakhir dengan kekalahan 2-0 atas klub underdog, Oxford United. Diikuti oleh hasil imbang 0-0 satu minggu berikutnya melawan Norwich City. Kemenangan pertama United dibawah asuhan Fergie hadir pada 22 November 1986 ketika Red Devils mengalahkan Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford. Selain itu Fergie juga berhasil memenangkan pertandingan tandang satu-satunya yang mereka raih musim itu. Yang istimewa, lawan mereka adalah rival abadi United, Liverpool pada Boxing Day, hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika konferensi pers pertamanya sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan Liverpool sebagai klub Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim perdananya di United, Fergie membawa MU duduk di peringkat 11, setelah sebelumnya mereka sempat terdampar di peringkat 21. Musim berikutnya Ferguson mendatangkan beberapa pemain baru untuk membela United. Mereka adalah Steve BruceViv AndersonBrian McClair dan kiper Jim Leighton. Dengan tambahan pemain-pemain baru ia meraih posisi 2 dibelakang Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris. Musim 1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini Mark Hughes yang kembali bergabung dengan United setelah penampilan mengecewakan selama 2 tahun di Barcelona. United diunggulkan untuk menjadi juara pada musim itu namun penampilan mereka mengecewakan dan akhirnya kembali terdampar di posisi 11 pada klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil dalam partai persahabatan melawan tim nasional Bermuda dan Somerset County dimana Fergie turun sebagai salah satu pemain saat laga melawan Somerset. Ini merupakan satu-satunya penampilan Fergie berseragam Setan Merah dalam pertandingan.



Gelar Liga Pertama

Gelar Liga Pertama Ferguson
Gelar Liga Pertama Ferguson
Musim 1989/90, Ferguson kembali mendatangkan pemain baru ; Paul InceMike PhelanNeil Webb dan bek Gary Pallister. Pada awal musim United berhadapan dengan juara bertahan Arsenal dimana Setan Merah berhasil menang 4-1 namun performa United menurun dan setelah kekalahan memalukan 5-1 dari rival sekota Manchester City, spanduk yang meminta Fergie untuk mundur mulai bermunculan di Old Trafford. Fergie sendiri menggambarkan bulan Desember 1989 adalah "masa-masa tergelap selama kariernya dalam dunia sepak bola" dimana United manjadi salah satu calon klub yang akan mengalami degradasi dari Liga Inggris. Dewan direktur klub tetap mempercayai Fergie sebagai manajer. Mereka bisa mentoleransi penampilan buruk klub karena beberapa pemain kunci cedera dan mereka juga puas atas peran serta Ferguson yang mengubah sistem pelatihan dan pencarian bakat di United. Kepercayaan dewan direksi klub dijawab Ferguson dengan kemenangan 1–0 pada final replay Piala FA melawan Crystal Palace yang saat itu diperkuat oleh Ian Wright. Raihan trofi ini adalah yang pertama untuk Fergie selama menangani United dan disebut-sebut sebagai trofi penyelamat kariernya di MU. Pada awal musim 1990/91 Fergie mendatangkan kiper asal DenmarkPeter Schmeichel untuk mengawal gawang United dan Andrei Kanchelskis untuk mengisi pos sayap kanan. Raihan trofi pertama membuat para fans berharap banyak pada musim berikutnya 1990/91, dimana sekali lagi United menghadirkan performa impresif ketika mengalahkan Arsenal di Highbury, 6-2. Namun performa yang kurang konsisten membuat United menderita kekalahan dari SunderlandLiverpool juga mengalahkan mereka 4-0 di stadion Anfield diikuti kekalahan dari klub sekota Liverpool, Everton di Old Trafford, 2-0. Kekalahan melawan Everton ini merupakan debut dari sayap kiri muda yang fenomenal, Ryan Giggs di tim utama setelah dipromosikan oleh Fergie dari skuat junior mereka. Performa inkonsisten mereka di Liga Inggris ternyata tidak berpengaruh pada penampilan mereka dalam ajang eropa. United melaju hingga partai final yang mempertemukan mereka dengan FC Barcelona dalam ajang Piala Winners dimana Setan Merah mengalahkan wakil Spanyol itu 2-1. Sayangya United kembali mengalami kegagalan pada musim berikutnya, walaupun sukses dalam ajang Piala Liga dan Piala Super Eropa, United gagal mempertahankan performa mereka dalam kompetisi domestik. Setelah gagal merekrut Alan Shearer, United mendatangkan penyerang Dion Dublin pada musim panas 1992. Penampilan sayap kiri muda Ryan Giggs semakin impresif setelah Fergie melepas Lee Sharpe, yang berposisi sama dengan Giggs, pada musim 1990/91. Dengan skuat yang ada saat itu, fans United mulai yakin akan performa Setan Merah dalam meraih trofi pertama mereka sejak musim 1966/67. Setelah performa buruk pada paruh pertama musim (peringkat 10 dari 22 klub), Fergie mendatangkan pemain baru pada Januari 1993, Eric Cantona (yang menjuarai Liga Inggris musim sebelumnya bersama rival United, Leeds United sebesar £1.2 Juta. Penampilan Cantona bersama Mark Hughes di lini depan dan mental juaranya yang kental, langsung berimbas pada performa United secara keseluruhan yang langsung melejit memuncaki daftar klasemen dengan keunggulan 10 poin dari peringkat 2 Aston Villa dan akhirnya menjadi juara Liga Premier Inggris yang pertama kalinya. Ini juga trofi Liga Inggris yang ke 8 sepanjang sejarah klub dan menjadi trofi Liga pertama untuk Fergie sejak ia datang sebagai manajer United pada 1986. Musim 1993/94 Ferguson memperkuat skuat United dengan mendatangkan gelandang emosional, Roy Keane dari Nottingham Forest sebesar £3.75 juta sebagai calon pengganti kapten United saat itu, Bryan Robson yang mulai memasuki masa pensiun. United langsung memimpin klasemen liga dari awal musim sampai akhir musim 1993/94. Cantona menjadi pencetak gol terbanyak dengan 25 gol. (Walaupun 2 kali terkena kartu merah dalam jangka waktu 5 hari). Fergie juga memimpin United tampil dalam final ajang Piala FA dengan mengalahkan Chelsea 4-0. Ini merupakan gelar double pertama di United setelah dulu pernah mencapai prestasi serupa di Aberdeen.

Kemenangan ganda dan kekalahan

Class Of '92
Class Of '92 Squad


Musim 1994/95 merupakan ujian berat bagi Fergie, karena Cantona harus absen selama 8 bulan karena menendang seorang suporter Crystal Palace di Selhurst Park, kandang Crystal Palace. Selain larangan tampil selama 8 bulan, Cantona juga mendekam di penjara selama 12 hari dan harus menjalankan tugas sosial selama 120 jam. Untuk mengisi posisi Cantona, maka United pun berinisiatif dengan mendatangkan Andy Cole dari Newcastle dengan mahar sebesar £7 juta ditambah Keith Gillespie untuk Newcastle. Selain itu musim ini juga menjadi musim debut para pemain muda dari skuat 1992 yang menjuarai Piala FA Junior : Paul ScholesGary NevilleNicky Butt dan David Beckham setelah sebelumnya Ryan Giggs (yang berpromosi dari skuat 92) telah mendapat tempat reguler dalam tim inti United. Namun United gagal mempertahankan gelar juara setelah imbang 1-1 melawan West Ham pada pertandingan terakhir musim itu. Fergie juga gagal dalam final Piala FA dari Everton 1–0. Musim berikutnya (1995/96) Fergie mengejutkan para fans dengan melepas beberapa pemain inti United. Paul Ince di transfer ke Inter Milan dengan harga sebesar £7.5 juta, diikuti oleh Mark Hughes yang dilepas ke Chelsea dengan harga sebesar £1.5 juta dan terakhir Andrei Kanchelskis ke Everton. Pertandingan pertama United membuat dugaan media dan fans mereka seolah-olah terbukti,dikalahkan oleh Aston Villa dengan skor 3-1,membuat United dicap "tidak akan memenangkan apapun dengan skuat belia". Para pemain belia itu menunjukkan bukti yang sebaliknya dengan memenangkan 5 pertandingan berturut-turut, termasuk membalaskan dendam kepada Everton 3-2 setelah gagal dalam final Piala FA dan menang 2-1 atas juara bertahan yang terpuruk di dasar klasemen, Blackburn Rovers. Pada Desember 1995, kembalinya Cantona memperbaiki performa United di liga, dimana mereka tertinggal 10 poin dari kandidat juara, Newcastle United. Sampai pada Januari 1996 jarak poin itu pun mengecil dengan hanya selisih 1 poin saja setelah Setan Merah menang pada pertandingan tandang 1–0 melawan sesama kandidat juara, Newcastle. Pada akhir musim pasukan belia United sukses meraih gelar juara Liga Inggris setelah menuntaskan perlawan Middlesbrough yang dimanajeri oleh mantan kapten United, Bryan Robson 3-0. Fergie juga meraih gelar Piala FA setelah mengalahkan Liverpool 1–0, lewat gol tuunggal Cantona. Musim 1996/97 Fergie mendatangkan seorang penyerang belia dari NorwegiaOle Gunnar Solskjaer yang akhirnya secara mengejutkan menjadi top skorer klub pada akhir musim serta seorang bek bernama Ronny Johnsen. Awal musim dimulai lewat penampilan impresif gelandang kanan dari United, David Beckham yang memakai kostum no. 10 milik Mark Hughes, lewat gol dari tengah lapangan melawan Wimbledon. United pun menang 2-0. Setan Merah kembali berhasil meraih gelar juara Liga Premier Inggris ke 4 mereka dalam 5 musim,sekaligus  menegaskan dominasi United dalam ajang Liga Premier Inggris. Dalam pertandingan di kancah Liga Champions mereka berhasil mencapai semifinal sebelum dikalahkan oleh wakil JermanBorussia Dortmund yang akhirnya menjadi juara pada musim itu. Pada akhir musim ini, Eric Cantona yang menjabat sebagai kapten United saat itu, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain dengan alasan sudah kehilangan motivasi dan gairah dalam bermain sepak bola. Jabatan sebagai kapten United saat itu dialihkan kepada gelandang emosional, Roy Keane sementara kiper Peter Schmeichel sebagai wakil kapten. Nomor kostum 7 milik Cantona diserahkan kepada David Beckham yang saat itu mulai menanjak performa dan popularitasnya bersama United.

The Treble

                                                   
Ferguson bersama assistennya Carloz Queiroz

Mengawali musim 1997/98 dengan skuat belia yang makin matang, Fergie menambah kedalaman skuat dengan mentransfer penyerang asal InggrisTeddy Sheringham, yang memakai kostum no. 10 milik Beckham, untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Cantona dan bek Henning Berg dari Norwegia. Musim ini berakhir dengan kegagalan bagi United dalam semua ajang.

Membangun kembali dan transisi

Skuad United musim 2001/2002

Pada awal musim 2001/02 diwarnai dengan penjualan kontroversial Jaap Stam ke Lazio seharga £16 juta, yang mana membuat keseimbangan skuat Fergie terganggu. Absennya Stam di lini belakang United tidak mampu ditutupi oleh bek United lainnya dan keputusan ini pun disesali kemudian oleh Ferguson yang kerepotan mencari suksesor sang bek. Performa United menukik tajam dengan menempati peringkat 9 pada paruh musim. Performa United membaik seiring bergabungnya bek Laurent Blanc (36 tahun) dari Inter Milan pada Januari 2002 dan United pun menang dalam 8 laga Liga sehingga melaju ke peringkat atas Klasemen Liga. Namun hasil tersebut hanya bisa membawa United berakhir di peringkat 3 klasemen. Musim ini pun seharusnya menjadi musim terakhir Fergie menangani United karena faktor usia dan penurunan prestasi. Namun Fergie membatalkan niatnya unutk mundur dan tetap menangani United untuk 3 tahun ke depan. Pada akhir musim Fergie mencetak rekor pembeliannya selama menangani United dengan merekrut bek Tim Nasional InggrisRio Ferdinand sebesar £30 juta dari rival mereka Leeds United dan menjadikannya sebagai bek termahal dunia saat itu. Ferguson juga menunjuk Carlos Queiroz sebagai asisten manajer bagi United. Hasilnya terlihat pada musim 2002/03 dimana United berhasil menjadi juara Liga, dimana 2bulan sebelum liga berhasil mereka tertinggal 8 angka dari kandidat juara Arsenal. Namun lewat penampilan tak terkalahkan sejak Desember, United berhasil meraih trofi juara Liga Inggris. Fergie sendiri sangat puas atas raihan trofi juara 2002/03 ini, karena kritikan tajam kepada Fergie sebelum awal musim yang dituduh telah kehilangan ambisi dalam menangani United. Pada akhir musim ini, Fergie secara mengejutkan melepas gelandang kanan United, David Beckham ke Real Madrid sebesar 35 juta Euro, menyusul insiden dimana Fergie, yang sedang mengamuk pada istirahat babak pertama ketika United berjumpa Arsenal dalam ajang Piala FA, secara tak sengaja menendang sepatu sehingga melukai pelipis kanan Beckham. Untuk mengisi posisi Beckham, Fergie secara tak terduga mentransfer seorang anak muda berbakat dari Sporting LisbonCristiano Ronaldo sebesar £12.24 juta. Menjadikannya orang Portugal pertama yang bermain untuk United. Ia juga diberikan seragam no. 7 yang dulu dipakai oleh para legenda klub, seperti Beckham, Cantona dan George Best. Bulan Januari Fergie kembali mendatangkan Louis Saha unutk menggantikan posisi Solskjaer yang cedera. Musim itu berakhir dengan kegagalan United pada Liga Inggris dengan menempati posisi 3 klasemen akhir. Pada ajang Liga Champion United juga mengalami kegagalan di tangan FC Porto yang saat itu ditangani oleh Jose Mourinho. Pada akhir musim itu Fergie berhasil mentransfer bintang muda Inggris, Wayne Rooney dari Everton senilai £20 juta. Rooney menjadi target transfer sejumlah klub besar Eropa tapi Fergie berhasil meyakinkan Rooney unutk bergabung bersamanya di United. Tapi absennya penyerang utama, van Nistelrooy membuat Setan Merah finish di peringkat 3 selama 3 tahun beruntun. Pada akhir musim ini, Malcolm Glazer berhasil menguasai saham mayoritas dari Manchester United, hal ini mengundang gelombang protes dari para fans United yang khawatir biaya transfer pemain untuk United menjadi terbatas. Pada awal musim ini Fergie mendatangkan Edwin van der Sar dari Fulham dan gelandang serba bisa Park Ji Sung dari PSV. Musim ini merupakan musim transisi dari United, pada November 2005 Roy Keane memutuskan unutk hengkang dari United dab bergabung dengan Glasgow Celtic. Akibatnya United gagal melaju dari babak play-off Liga ChampionNemanja Vidić dan Patrice Evra bergabung dengan skuat United pada bulan Januari 2006 dan Fergie berhasil membawa United menjadi runner-up Liga Inggris dibawah Chelsea dan menjuarai Piala Liga Inggris. Masa depan Van Nistelrooy di United menjadi tak menentu, terutama karena performa Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney yang sudah mendapat tempat utama di skuat Fergie. Pada akhir musim van Nistelrooy pindah ke Real Madrid. 

Kedua Liga Champions Eropa

Selebrasi Unitedketika memenangkan Liga Inggris 2006/2007
Awal musim 2006/07 menjadi suatu ujian bagi sisi manajerial Fergie. 2 orang pemain utamanya Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney terlibat perselisihan pada ajang Piala Dunia 2006. Insiden itu membuat rumor soal kepergian Ronaldo dari United makin membesar. Namun Fergie berhasil membujuknya agar bertahan di United dan mendamaikan kedua orang itu. Keberhasilan Fergie meredam emosi keduanya menjadi bahan bakar utama skuat United dalam menjalani awal musim baru. Kepergian Roy Keane pada November 2006, membuat Fergie mengincar gelandang Tottenham HotspurMichael Carrick. Dan pada awal musim Carrick resmi bergabung dengan skuat Setan Merah dengan nilai transfer £14 juta. Awal musim berlangsung baik bagi United yang untuk pertama kalinya memenangkan 4 pertandingan liga secara beruntun. Sekali lagi Fergie membuktikan dirinya sebagai master dalam mendatangkan pemain yang cocok dengan skema permainan yang diinginkan. Hasil transfer pada Januari 2006 berperan besar atas pencapaian United, mereka membentuk lini belakang solid bersama dengan kiper Edwin van der SarRio Ferdinand dan kapten Gary Neville. Sementara Carrick menghadirkan stabilitas permainan di lapangan tengah, bahu membahu dengan Ronaldo, Giggs, Park Ji Sung dan Scholes menyokong Rooney di lini depan. Pada akhir musim United tidak terkejar dan mengamankan gelar juara Liga Inggris. Pada ajang Eropa, Fergie mengantarkan United mencapai semifinal dengan mencetak rekor kemenangan atas AS Roma 7-1 pada laga perempat final di Old Trafford. Pada laga semifinal United kalah dari AC Milan dengan agregat 3-5 setelah unggul 3-2 di Old Trafford. Walaupun begitu hasil ini merupakan tanda kebangkitan dari Setan Merah setelah beberapa tahun belakangan kalah bersaing dari Arsenal, Liverpool dan Chelsea.
Ronaldo meraih Golden Boot
Ronaldo meraih Golden Boot

Awal musim 2007/08, Fergie kembali mendatangkan pemain untuk memperkuat skuatnya. gelandang bertahan Owen Hargreaves yang sukses bersama tim nasional Inggris di Piala Dunia 2006,sayap serba bisa Nani dari Portugal, gelandang serang Anderson dari Brasil dan penyerang Carlos Tevez resmi bergabung dengan Fergie di Old Trafford. Dengan kedalaman skuatnya, Fergie mengincar pencapaian gelar Eropa kedua bersama Setan Merah. Namun harapan Fergie sepertinya akan terbang seiring dengan performa dibawah standar United yang hanya meraih hasil imbang dalam 2 laga awal serta kalah 0-1 dari rival sekota Manchester City. Namun Fergie berhasil memotivasi skuatnya dan penampilan United sonta berubah drastis menjadi kompetitor dalam meraih gelar juara Liga Inggris bersama Arsenal dan Chelsea.
 Musim ini juga merupakan musim terbaik dari Cristiano Ronaldo yang secara luar biasa mencetak 42 gol dalam semua ajang yang diikuti oleh United, meraih trofi Sepatu Emas sebagai top-scorer Eropa, top-scorer Liga Inggris (35 gol) dan menjadi kandidat Pemain Terbaik Dunia FIFA. Pada akhir musim, Fergie kembali tampil di Final Liga Champion berhadapan dengan Chelsea, Ronaldo membawa United unggul 1–0 pada babak pertama sebelum disamakan oleh Chelsea pada babak kedua. Lewat drama adu pinalti, Fergie sukses memenangkan gelar Liga Champion keduanya sepanjang kariernya sebagai manajer. Fergie juga berhasil membawa United meraih trofi Piala Dunia Antarklub yang pertama bagi United. Pada akhir musim ini Fergie mengumumkan dirinya akan mundur dari jabatan manajer Manchester United pada tahun 2011, sesuatu yang kemudian diralatnya sendiri dengan mengatakan akan terus menjadi menajer United selama fisiknya masih memungkinkan. Musim berikutnya Fergie kembali meraih trofi juara Liga Inggris untuk ke 11 kalinya dan mengantar United menyamai rekor Liverpool yang telah menjuarai Liga Inggris 18 kali. Akhir musim 2008/09 juga menjadi musim terakhir bagi Cristiano Ronaldo yang pindah ke Real Madrid dengan rekor transfer dunia tahun 2009, £80 juta. Menjadikannya pemain termahal yang pernah dijual Fergie selama kariernya sebagai menejer klub. Musim 2009/10 menghadirkan kekecewaan bagi Fergie dimana ia gagal mempertahankan gelar juara Liga Inggris dan melewati raihan trofi Liverpool.

Terima kasih karena telah membaca artikel tentang Biodata Sir Alex Ferguson,semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda mengenai legenda Manchester  United ini. Terima kasih.