|
Sir Alex Ferguson |
Berbicara tentang Manchester United, tidak lengkap jika kita tidak membicarakan pula tentang sosok yang selama 26 tahun mengabdi untuk Setan Merah dan mampu membawa Manchester United mejuarai banyak ajang bergengsi terutama Liga Premiere Inggris. Ya, dia adalah Sir Alex Ferguson atau yang akrab disapa dengan sebutan Fergie ini. Pria asal Skotlandia ini total sudah membuat MU meraih 20 trofi Liga Premiere Inggris dengan pengabdiannya yang cukup lama. Fergie terkenal dengan caranya menyokong semangat skuadnya yang dikenal dengan istilah hairdryer treatment dan juga Fergie's Time
Namun tak banyak orang yang tahu profil lengkap soal Fergie, artikel berikut akan mengulas sosok seorang Fergie.
Alexander Chapman Ferguson atau yang akrab di panggil dengan sebutan Fergie ini lahir di Govan,Glasgow, 31 Desember 1941 adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Skotlandia, yang pernah menangani Manchester United, di mana dia telah bertugas lebih dari 1000 pertandingan. Dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik dalam sejarah, dia telah memenangkan lebih banyak trofi daripada pelatih manapun sepanjang sejarah sepak bola Inggris. Dia telah menangani Manchester United sejak tanggal 6 November 1986 hingga akhirnya dia menyatakan pensiun menakhodai MU pada tanggal 9 Mei 2013, menggantikan sosok seorang Ron Atkinson.
Di Manchester United, Sir Alex menjadi pelatih tersukses dalam sejarah sepak bola Inggris, dengan memimpin tim memenangkan 20 gelar juara liga. Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama yang membawa tim Inggris meraih treble dari Liga Utama, Piala FA and Liga Champions UEFA. Juga menjadi satu-satunya pelatih yang memenangkan Piala FA sebanyak 5 kali, Fergie juga menjadi satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Inggris sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000 and 2000-2001). Pada 2008, dia bergabung bersama Brian Clough dari Nottingham Forest dan Bob Paisley dari Liverpool sebagai pelatih Britania yang pernah memenangkan kejuaraan Eropa sebanyak lebih dari satu kali. Ferguson resmi menyatakan pensiun sebagai pelatih United pada 9 Mei 2013.Posisinya pundigantikan oleh David Moyes terhitung mulai 1 Juli 2013. Namun malang bagi David Moyes, dia dipecat oleh MU pada tanggal 22 April 2014 karena kinerjanya yang kurang memuaskan.
Keluarga Ferguson
|
Foto masa kecil Fergie bersama orang tua dan adiknya (Fergie kedua dari kanan) |
Alexander Chapman Ferguson lahir dari pasangan Alexander Beaton Ferguson, seorang buruh pekerja galangan kapal dengan Elizabeth Hardie. Ia menghabiskan masa kecilnya di daerah Govan,Skotlandia bersama adiknya Martin Ferguson.
Karier Klub
|
Fergie ketika bermain bagi Queen's Park |
Karier sepak bola Ferguson dimulai ketika ia bergabung dengan klub amatir Queen's Park pada umur 16 tahun. Berposisi sebagai penyerang ia mencetak 20 gol pada musim debutnya dan pindah pada musim berikutnya ke klub amatir St. Johnstone. Di klub barunya, Ferguson mengejutkan publik dengan mencetak hattrick melawan klub idolanya Glasgow Rangers. Performanya membuat ia dikontrak profesional oleh Dunfermline. Pada musim pertamanya Ferguson berhasil mencapai final Piala Skotlandia melawan Glasgow Celtic akan tetapi kalah 3-2. Ferguson sendiri tidak tampil dalam final karena penampilan buruknya ketika melawan St. Johnstone pada pertandingan sebelumnya. Musim keduanya bersama Dunfermline, ia berhasil keluar sebagai pencetak gol terbanyak Liga Skotlandia bersama Joe McBride dengan 31 gol. Prestasi ini pun akhirnya mengantarkan Ferguson ke klub impiannya sejak kecil,
Glasgow Rangers. Masa-masa di Rangers ternyata tidak menyenangkan Ferguson. Ia sering dicadangkan dan berlatih dengan tim junior. Hal ini membuat Fergie tidak betah dan hanya bertahan 2 musim bersama Rangers. Ia kemudian ditawari pindah oleh klub asal Inggris,Nothingham Forest . Akan tetapi istrinya, Cathie tidak menyetujui kepindahan mereka ke Inggris. Ia lalu memilih untuk pindah ke klub Falkirk. Ferguson dipromosikan sebagai pelatih merangkap pemain. Namun tak lama kemudian jabatannya digantikan oleh John Prentice. Ferguson kemudian memilih untuk pindah ke Ayr United dimana ia bermain disana sampai pensiun sebagai pemain pada 1974. Sebagai pemain Ferguson telah mencetak total 170 gol dalam 317 pertandingan.
Karir manajerial
East Stirlingshire (1974)
|
Ferguson kala menahkodai East Stringlingshire F.C |
Pada bulan Juni tahun 1974, sesaat setelah ia pensiun sebagai pemain, Ferguson ditunjuk sebagai manajer paruh waktu unutk East Stirlingshire pada usia 32 tahun. Kariernya di East Stirlingshire hanya bertahan sebentar karena pada bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St. Mirren untuk menjadi manajer
St. Mirren (1974-1978)
|
Ekspresi Fergie ketika melatih St. Mirren |
Kariernya di St. Mirren berlangsung gemilang, selama 4 musim menangani klub tersebut (1974-1978). Ferguson mengangkat klub kecil yang tadinya hanya ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan kandanganya itu menjadi juara Liga Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan menyerang. Selain itu ia berjasa dalam menemukan bakat-bakat muda dalam diri Billy Stark, Tony Fitzpatrick, Bobby Reid dan Peter Weir. Kesuksesan Ferguson dalam mengangkat St. Mirren ternyata berujung pada pemecatan pada tahun 1978 karena konflik internal antara Ferguson sendiri dengan staffnya. Presiden klub St. Mirren, Willie Todd bahkan mengatakan bahwa Ferguson "tidak mempunyai kemampuan manajerial yang baik". Dengan demikian St. Mirren adalah klub satu-satunya yang pernah memecat Ferguson sepanjang karier manajerialnya.
Aberdeen (1978-1986)
|
Alex Ferguson bersama Archie Knox mengangkat troffi European Cup Winner Cup |
Ferguson menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy McNeil yang pindah ke Glasgow Celtic,ia diharapkan dapat mengembalikan masa kejayaan Aberdeen yang menjuarai Liga Skotlandia terakhir kali pada 1955. Namun karena usia Ferguson yang terbilang cukup muda (36 tahun) ,tetap saja ia kesulitan meraih respek dari para pemain yang beberapa diantaranya lebih tua dari manajer mereka sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih peringkat ke 4 walaupun tidak pernah kalah sebelum Desember 1978. Ferguson juga membawa Aberdeen ke semifinal Piala Skotlandia dan Piala Liga Skotlandia. Pada musim berikutnya Aberdeen kembali kalah dalam final ajang Piala Liga Skotlandia oleh Dundee United setelah pertandingan replay. Ferguson menyalahkan dirinya sendiri yang seharusnya mengubah taktik dan komposisi pemain dalam pertandingan replay tersebut. Setelah pertandingan final itu, performa Aberdeen mengalami peningkatan sampai mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada akhir musim 1979/80. Hal ini membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para pemain dan direktur klub. Ia tetap menjadi manajer yang penuh disiplin sehingga pemain-pemainnya menjulukinya "Furious Fergie" atau "Fergie yang Galak". Ia bahkan pernah mendenda salah satu pemainnya, John Hewitt karena mendahuluinya ketika mengendarai mobil di jalan. Ia juga pernah menendang sebuah teko teh kepada para pemainnya saat mereka tampil buruk dalam babak pertama. Ferguson juga menuduh pers mengutamakan Rangers dan Celtic saja dalam pemberitaannya. Aberdeen terus meraih sukses dalam musim-musim berikutnya. Diantaranya meraih Piala Skotlandia pada musim 1981/82. Trofi ini mengantarkan Aberdeen unutk berpartisipasi lagi dalam ajang Eropa, kali ini di ajang Piala Winners. Performa Fergie bersama Aberdeen mendapat sorotan media setelah mereka secara mengejutkan menyingkirkan Bayern München kemudian mengalahkan Tottenham Hotspur 4-1 dalam ronde sebelumnya. Kesuksesan ini mendatangkan kepercayaan diri pada skuab Aberdeen yang percaya mereka dapat meraih sukses dalam ajang Piala Winners. Hal yang menjadi kenyataan ketika pada 11 Mei 1983 mereka sukses mengalahkan Real Madrid 2-1 dalam final. Aberdeen menjadi klub ketiga Skotlandia yang meraih sukses Eropa setelah Rangers dan Celtic. Dalam kompetisi domestik Aberdeen berhasil mempertahankan mahkota juara Piala Skotlandia dengan kemenangan 1–0 atas Rangers di final. musim berikutnya Aberdeen kembali meraih gelar juara Piala Skotlandia untuk ke tiga kalinya secara berturut-turut, dan meraih gelar juara Liga Skotlandia. Hal ini membuat Ferguson dianugerahi gelar OBE pada 1984. Fergie kembali membawa Aberdeen mempertahankan gelar juara Liga Skotlandia pada musim 1984-85. Namun pada musim berikutnya mereka gagal dalam ajang Ligamereka hanya berada pada posisi 4 dalam klasemen, walaupun mereka meraih juara Piala Liga dan Piala Skotlandia pada tahun yang sama. Pada musim yang sama, Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim nasional Skotlandia ketika menghadapi ajang Piala Dunia 1986. Namun meninggalnya pelatih utama mereka, Jock Stein, membuat Ferguson ditunjuk menjadi pelatih utama Skotlandia pada Piala Dunia 1986. Ia kemudian menunjuk Archie Knox menjadi asisten manajer yang mana adalah juga asistennya di Aberdeen. Karena jasa-jasanya di Aberdeen, Ferguson kemudian diusulkan untuk menjadi salah satu direktur di klub tersebut, namun Fergie menolaknya dan mengatakan bahwa ia berniat untuk pindah dari Aberdeen pada akhir musim 1985/86. Walaupun ia tetap berada bersama Aberdeen pada awal musim 1986/87, namun pada November 1986, Ferguson akhirnya menerima pinangan Manchester United untuk menjadi manajer mereka menggantikan jabatan yang dipegang Ron Atkinson.
Manchester United (1986-2013)
Awal karier di Manchester United
|
Fergie ketika pertama kali menjadi manager Setan Merah |
Awal kariernya di Old Trafford tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu MU terbelit dalam masalah alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka Norman Whiteside, Paul McGrath dan Bryan Robson, mempunyai hobi menenggak minuman keras dan mempunyai level kebugaran yang "menyedihkan". Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang diangkat menjadi asisten manajer saat itu, secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan disiplin ketat bagi para pemain, hal yang masih berlaku di MU. Pertandingan debutnya berakhir dengan kekalahan 2-0 atas klub underdog, Oxford United. Diikuti oleh hasil imbang 0-0 satu minggu berikutnya melawan Norwich City. Kemenangan pertama United dibawah asuhan Fergie hadir pada 22 November 1986 ketika Red Devils mengalahkan Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford. Selain itu Fergie juga berhasil memenangkan pertandingan tandang satu-satunya yang mereka raih musim itu. Yang istimewa, lawan mereka adalah rival abadi United, Liverpool pada Boxing Day, hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika konferensi pers pertamanya sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan Liverpool sebagai klub Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim perdananya di United, Fergie membawa MU duduk di peringkat 11, setelah sebelumnya mereka sempat terdampar di peringkat 21. Musim berikutnya Ferguson mendatangkan beberapa pemain baru untuk membela United. Mereka adalah Steve Bruce, Viv Anderson, Brian McClair dan kiper Jim Leighton. Dengan tambahan pemain-pemain baru ia meraih posisi 2 dibelakang Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris. Musim 1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini Mark Hughes yang kembali bergabung dengan United setelah penampilan mengecewakan selama 2 tahun di Barcelona. United diunggulkan untuk menjadi juara pada musim itu namun penampilan mereka mengecewakan dan akhirnya kembali terdampar di posisi 11 pada klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil dalam partai persahabatan melawan tim nasional Bermuda dan Somerset County dimana Fergie turun sebagai salah satu pemain saat laga melawan Somerset. Ini merupakan satu-satunya penampilan Fergie berseragam Setan Merah dalam pertandingan.
Gelar Liga Pertama
|
Gelar Liga Pertama Ferguson |
Musim 1989/90, Ferguson kembali mendatangkan pemain baru ; Paul Ince, Mike Phelan, Neil Webb dan bek Gary Pallister. Pada awal musim United berhadapan dengan juara bertahan Arsenal dimana Setan Merah berhasil menang 4-1 namun performa United menurun dan setelah kekalahan memalukan 5-1 dari rival sekota Manchester City, spanduk yang meminta Fergie untuk mundur mulai bermunculan di Old Trafford. Fergie sendiri menggambarkan bulan Desember 1989 adalah "masa-masa tergelap selama kariernya dalam dunia sepak bola" dimana United manjadi salah satu calon klub yang akan mengalami degradasi dari Liga Inggris. Dewan direktur klub tetap mempercayai Fergie sebagai manajer. Mereka bisa mentoleransi penampilan buruk klub karena beberapa pemain kunci cedera dan mereka juga puas atas peran serta Ferguson yang mengubah sistem pelatihan dan pencarian bakat di United. Kepercayaan dewan direksi klub dijawab Ferguson dengan kemenangan 1–0 pada final replay Piala FA melawan Crystal Palace yang saat itu diperkuat oleh Ian Wright. Raihan trofi ini adalah yang pertama untuk Fergie selama menangani United dan disebut-sebut sebagai trofi penyelamat kariernya di MU. Pada awal musim 1990/91 Fergie mendatangkan kiper asal Denmark, Peter Schmeichel untuk mengawal gawang United dan Andrei Kanchelskis untuk mengisi pos sayap kanan. Raihan trofi pertama membuat para fans berharap banyak pada musim berikutnya 1990/91, dimana sekali lagi United menghadirkan performa impresif ketika mengalahkan Arsenal di Highbury, 6-2. Namun performa yang kurang konsisten membuat United menderita kekalahan dari Sunderland, Liverpool juga mengalahkan mereka 4-0 di stadion Anfield diikuti kekalahan dari klub sekota Liverpool, Everton di Old Trafford, 2-0. Kekalahan melawan Everton ini merupakan debut dari sayap kiri muda yang fenomenal, Ryan Giggs di tim utama setelah dipromosikan oleh Fergie dari skuat junior mereka. Performa inkonsisten mereka di Liga Inggris ternyata tidak berpengaruh pada penampilan mereka dalam ajang eropa. United melaju hingga partai final yang mempertemukan mereka dengan FC Barcelona dalam ajang Piala Winners dimana Setan Merah mengalahkan wakil Spanyol itu 2-1. Sayangya United kembali mengalami kegagalan pada musim berikutnya, walaupun sukses dalam ajang Piala Liga dan Piala Super Eropa, United gagal mempertahankan performa mereka dalam kompetisi domestik. Setelah gagal merekrut Alan Shearer, United mendatangkan penyerang Dion Dublin pada musim panas 1992. Penampilan sayap kiri muda Ryan Giggs semakin impresif setelah Fergie melepas Lee Sharpe, yang berposisi sama dengan Giggs, pada musim 1990/91. Dengan skuat yang ada saat itu, fans United mulai yakin akan performa Setan Merah dalam meraih trofi pertama mereka sejak musim 1966/67. Setelah performa buruk pada paruh pertama musim (peringkat 10 dari 22 klub), Fergie mendatangkan pemain baru pada Januari 1993, Eric Cantona (yang menjuarai Liga Inggris musim sebelumnya bersama rival United, Leeds United sebesar £1.2 Juta. Penampilan Cantona bersama Mark Hughes di lini depan dan mental juaranya yang kental, langsung berimbas pada performa United secara keseluruhan yang langsung melejit memuncaki daftar klasemen dengan keunggulan 10 poin dari peringkat 2 Aston Villa dan akhirnya menjadi juara Liga Premier Inggris yang pertama kalinya. Ini juga trofi Liga Inggris yang ke 8 sepanjang sejarah klub dan menjadi trofi Liga pertama untuk Fergie sejak ia datang sebagai manajer United pada 1986. Musim 1993/94 Ferguson memperkuat skuat United dengan mendatangkan gelandang emosional, Roy Keane dari Nottingham Forest sebesar £3.75 juta sebagai calon pengganti kapten United saat itu, Bryan Robson yang mulai memasuki masa pensiun. United langsung memimpin klasemen liga dari awal musim sampai akhir musim 1993/94. Cantona menjadi pencetak gol terbanyak dengan 25 gol. (Walaupun 2 kali terkena kartu merah dalam jangka waktu 5 hari). Fergie juga memimpin United tampil dalam final ajang Piala FA dengan mengalahkan Chelsea 4-0. Ini merupakan gelar double pertama di United setelah dulu pernah mencapai prestasi serupa di Aberdeen.
Kemenangan ganda dan kekalahan
|
Class Of '92 Squad
Musim 1994/95 merupakan ujian berat bagi Fergie, karena Cantona harus absen selama 8 bulan karena menendang seorang suporter Crystal Palace di Selhurst Park, kandang Crystal Palace. Selain larangan tampil selama 8 bulan, Cantona juga mendekam di penjara selama 12 hari dan harus menjalankan tugas sosial selama 120 jam. Untuk mengisi posisi Cantona, maka United pun berinisiatif dengan mendatangkan Andy Cole dari Newcastle dengan mahar sebesar £7 juta ditambah Keith Gillespie untuk Newcastle. Selain itu musim ini juga menjadi musim debut para pemain muda dari skuat 1992 yang menjuarai Piala FA Junior : Paul Scholes, Gary Neville, Nicky Butt dan David Beckham setelah sebelumnya Ryan Giggs (yang berpromosi dari skuat 92) telah mendapat tempat reguler dalam tim inti United. Namun United gagal mempertahankan gelar juara setelah imbang 1-1 melawan West Ham pada pertandingan terakhir musim itu. Fergie juga gagal dalam final Piala FA dari Everton 1–0. Musim berikutnya (1995/96) Fergie mengejutkan para fans dengan melepas beberapa pemain inti United. Paul Ince di transfer ke Inter Milan dengan harga sebesar £7.5 juta, diikuti oleh Mark Hughes yang dilepas ke Chelsea dengan harga sebesar £1.5 juta dan terakhir Andrei Kanchelskis ke Everton. Pertandingan pertama United membuat dugaan media dan fans mereka seolah-olah terbukti,dikalahkan oleh Aston Villa dengan skor 3-1,membuat United dicap "tidak akan memenangkan apapun dengan skuat belia". Para pemain belia itu menunjukkan bukti yang sebaliknya dengan memenangkan 5 pertandingan berturut-turut, termasuk membalaskan dendam kepada Everton 3-2 setelah gagal dalam final Piala FA dan menang 2-1 atas juara bertahan yang terpuruk di dasar klasemen, Blackburn Rovers. Pada Desember 1995, kembalinya Cantona memperbaiki performa United di liga, dimana mereka tertinggal 10 poin dari kandidat juara, Newcastle United. Sampai pada Januari 1996 jarak poin itu pun mengecil dengan hanya selisih 1 poin saja setelah Setan Merah menang pada pertandingan tandang 1–0 melawan sesama kandidat juara, Newcastle. Pada akhir musim pasukan belia United sukses meraih gelar juara Liga Inggris setelah menuntaskan perlawan Middlesbrough yang dimanajeri oleh mantan kapten United, Bryan Robson 3-0. Fergie juga meraih gelar Piala FA setelah mengalahkan Liverpool 1–0, lewat gol tuunggal Cantona. Musim 1996/97 Fergie mendatangkan seorang penyerang belia dari Norwegia, Ole Gunnar Solskjaer yang akhirnya secara mengejutkan menjadi top skorer klub pada akhir musim serta seorang bek bernama Ronny Johnsen. Awal musim dimulai lewat penampilan impresif gelandang kanan dari United, David Beckham yang memakai kostum no. 10 milik Mark Hughes, lewat gol dari tengah lapangan melawan Wimbledon. United pun menang 2-0. Setan Merah kembali berhasil meraih gelar juara Liga Premier Inggris ke 4 mereka dalam 5 musim,sekaligus menegaskan dominasi United dalam ajang Liga Premier Inggris. Dalam pertandingan di kancah Liga Champions mereka berhasil mencapai semifinal sebelum dikalahkan oleh wakil Jerman, Borussia Dortmund yang akhirnya menjadi juara pada musim itu. Pada akhir musim ini, Eric Cantona yang menjabat sebagai kapten United saat itu, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain dengan alasan sudah kehilangan motivasi dan gairah dalam bermain sepak bola. Jabatan sebagai kapten United saat itu dialihkan kepada gelandang emosional, Roy Keane sementara kiper Peter Schmeichel sebagai wakil kapten. Nomor kostum 7 milik Cantona diserahkan kepada David Beckham yang saat itu mulai menanjak performa dan popularitasnya bersama United.
|
The Treble
|
Ferguson bersama assistennya Carloz Queiroz
Mengawali musim 1997/98 dengan skuat belia yang makin matang, Fergie menambah kedalaman skuat dengan mentransfer penyerang asal Inggris, Teddy Sheringham, yang memakai kostum no. 10 milik Beckham, untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Cantona dan bek Henning Berg dari Norwegia. Musim ini berakhir dengan kegagalan bagi United dalam semua ajang.
|
Membangun kembali dan transisi
|
Skuad United musim 2001/2002 |
Pada awal musim 2001/02 diwarnai dengan penjualan kontroversial Jaap Stam ke Lazio seharga £16 juta, yang mana membuat keseimbangan skuat Fergie terganggu. Absennya Stam di lini belakang United tidak mampu ditutupi oleh bek United lainnya dan keputusan ini pun disesali kemudian oleh Ferguson yang kerepotan mencari suksesor sang bek. Performa United menukik tajam dengan menempati peringkat 9 pada paruh musim. Performa United membaik seiring bergabungnya bek Laurent Blanc (36 tahun) dari Inter Milan pada Januari 2002 dan United pun menang dalam 8 laga Liga sehingga melaju ke peringkat atas Klasemen Liga. Namun hasil tersebut hanya bisa membawa United berakhir di peringkat 3 klasemen. Musim ini pun seharusnya menjadi musim terakhir Fergie menangani United karena faktor usia dan penurunan prestasi. Namun Fergie membatalkan niatnya unutk mundur dan tetap menangani United untuk 3 tahun ke depan. Pada akhir musim Fergie mencetak rekor pembeliannya selama menangani United dengan merekrut bek Tim Nasional Inggris, Rio Ferdinand sebesar £30 juta dari rival mereka Leeds United dan menjadikannya sebagai bek termahal dunia saat itu. Ferguson juga menunjuk Carlos Queiroz sebagai asisten manajer bagi United. Hasilnya terlihat pada musim 2002/03 dimana United berhasil menjadi juara Liga, dimana 2bulan sebelum liga berhasil mereka tertinggal 8 angka dari kandidat juara Arsenal. Namun lewat penampilan tak terkalahkan sejak Desember, United berhasil meraih trofi juara Liga Inggris. Fergie sendiri sangat puas atas raihan trofi juara 2002/03 ini, karena kritikan tajam kepada Fergie sebelum awal musim yang dituduh telah kehilangan ambisi dalam menangani United. Pada akhir musim ini, Fergie secara mengejutkan melepas gelandang kanan United, David Beckham ke Real Madrid sebesar 35 juta Euro, menyusul insiden dimana Fergie, yang sedang mengamuk pada istirahat babak pertama ketika United berjumpa Arsenal dalam ajang Piala FA, secara tak sengaja menendang sepatu sehingga melukai pelipis kanan Beckham. Untuk mengisi posisi Beckham, Fergie secara tak terduga mentransfer seorang anak muda berbakat dari Sporting Lisbon, Cristiano Ronaldo sebesar £12.24 juta. Menjadikannya orang Portugal pertama yang bermain untuk United. Ia juga diberikan seragam no. 7 yang dulu dipakai oleh para legenda klub, seperti Beckham, Cantona dan George Best. Bulan Januari Fergie kembali mendatangkan Louis Saha unutk menggantikan posisi Solskjaer yang cedera. Musim itu berakhir dengan kegagalan United pada Liga Inggris dengan menempati posisi 3 klasemen akhir. Pada ajang Liga Champion United juga mengalami kegagalan di tangan FC Porto yang saat itu ditangani oleh Jose Mourinho. Pada akhir musim itu Fergie berhasil mentransfer bintang muda Inggris, Wayne Rooney dari Everton senilai £20 juta. Rooney menjadi target transfer sejumlah klub besar Eropa tapi Fergie berhasil meyakinkan Rooney unutk bergabung bersamanya di United. Tapi absennya penyerang utama, van Nistelrooy membuat Setan Merah finish di peringkat 3 selama 3 tahun beruntun. Pada akhir musim ini, Malcolm Glazer berhasil menguasai saham mayoritas dari Manchester United, hal ini mengundang gelombang protes dari para fans United yang khawatir biaya transfer pemain untuk United menjadi terbatas. Pada awal musim ini Fergie mendatangkan Edwin van der Sar dari Fulham dan gelandang serba bisa Park Ji Sung dari PSV. Musim ini merupakan musim transisi dari United, pada November 2005 Roy Keane memutuskan unutk hengkang dari United dab bergabung dengan Glasgow Celtic. Akibatnya United gagal melaju dari babak play-off Liga Champion. Nemanja Vidić dan Patrice Evra bergabung dengan skuat United pada bulan Januari 2006 dan Fergie berhasil membawa United menjadi runner-up Liga Inggris dibawah Chelsea dan menjuarai Piala Liga Inggris. Masa depan Van Nistelrooy di United menjadi tak menentu, terutama karena performa Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney yang sudah mendapat tempat utama di skuat Fergie. Pada akhir musim van Nistelrooy pindah ke Real Madrid.
Kedua Liga Champions Eropa
|
Selebrasi Unitedketika memenangkan Liga Inggris 2006/2007 |
Awal musim 2006/07 menjadi suatu ujian bagi sisi manajerial Fergie. 2 orang pemain utamanya Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney terlibat perselisihan pada ajang Piala Dunia 2006. Insiden itu membuat rumor soal kepergian Ronaldo dari United makin membesar. Namun Fergie berhasil membujuknya agar bertahan di United dan mendamaikan kedua orang itu. Keberhasilan Fergie meredam emosi keduanya menjadi bahan bakar utama skuat United dalam menjalani awal musim baru. Kepergian Roy Keane pada November 2006, membuat Fergie mengincar gelandang Tottenham Hotspur, Michael Carrick. Dan pada awal musim Carrick resmi bergabung dengan skuat Setan Merah dengan nilai transfer £14 juta. Awal musim berlangsung baik bagi United yang untuk pertama kalinya memenangkan 4 pertandingan liga secara beruntun. Sekali lagi Fergie membuktikan dirinya sebagai master dalam mendatangkan pemain yang cocok dengan skema permainan yang diinginkan. Hasil transfer pada Januari 2006 berperan besar atas pencapaian United, mereka membentuk lini belakang solid bersama dengan kiper Edwin van der Sar, Rio Ferdinand dan kapten Gary Neville. Sementara Carrick menghadirkan stabilitas permainan di lapangan tengah, bahu membahu dengan Ronaldo, Giggs, Park Ji Sung dan Scholes menyokong Rooney di lini depan. Pada akhir musim United tidak terkejar dan mengamankan gelar juara Liga Inggris. Pada ajang Eropa, Fergie mengantarkan United mencapai semifinal dengan mencetak rekor kemenangan atas AS Roma 7-1 pada laga perempat final di Old Trafford. Pada laga semifinal United kalah dari AC Milan dengan agregat 3-5 setelah unggul 3-2 di Old Trafford. Walaupun begitu hasil ini merupakan tanda kebangkitan dari Setan Merah setelah beberapa tahun belakangan kalah bersaing dari Arsenal, Liverpool dan Chelsea.
|
Ronaldo meraih Golden Boot |
Awal musim 2007/08, Fergie kembali mendatangkan pemain untuk memperkuat skuatnya. gelandang bertahan Owen Hargreaves yang sukses bersama tim nasional Inggris di Piala Dunia 2006,sayap serba bisa Nani dari Portugal, gelandang serang Anderson dari Brasil dan penyerang Carlos Tevez resmi bergabung dengan Fergie di Old Trafford. Dengan kedalaman skuatnya, Fergie mengincar pencapaian gelar Eropa kedua bersama Setan Merah. Namun harapan Fergie sepertinya akan terbang seiring dengan performa dibawah standar United yang hanya meraih hasil imbang dalam 2 laga awal serta kalah 0-1 dari rival sekota Manchester City. Namun Fergie berhasil memotivasi skuatnya dan penampilan United sonta berubah drastis menjadi kompetitor dalam meraih gelar juara Liga Inggris bersama Arsenal dan Chelsea.
Musim ini juga merupakan musim terbaik dari Cristiano Ronaldo yang secara luar biasa mencetak 42 gol dalam semua ajang yang diikuti oleh United, meraih trofi Sepatu Emas sebagai top-scorer Eropa, top-scorer Liga Inggris (35 gol) dan menjadi kandidat Pemain Terbaik Dunia FIFA. Pada akhir musim, Fergie kembali tampil di Final Liga Champion berhadapan dengan Chelsea, Ronaldo membawa United unggul 1–0 pada babak pertama sebelum disamakan oleh Chelsea pada babak kedua. Lewat drama adu pinalti, Fergie sukses memenangkan gelar Liga Champion keduanya sepanjang kariernya sebagai manajer. Fergie juga berhasil membawa United meraih trofi Piala Dunia Antarklub yang pertama bagi United. Pada akhir musim ini Fergie mengumumkan dirinya akan mundur dari jabatan manajer Manchester United pada tahun 2011, sesuatu yang kemudian diralatnya sendiri dengan mengatakan akan terus menjadi menajer United selama fisiknya masih memungkinkan. Musim berikutnya Fergie kembali meraih trofi juara Liga Inggris untuk ke 11 kalinya dan mengantar United menyamai rekor Liverpool yang telah menjuarai Liga Inggris 18 kali. Akhir musim 2008/09 juga menjadi musim terakhir bagi Cristiano Ronaldo yang pindah ke Real Madrid dengan rekor transfer dunia tahun 2009, £80 juta. Menjadikannya pemain termahal yang pernah dijual Fergie selama kariernya sebagai menejer klub. Musim 2009/10 menghadirkan kekecewaan bagi Fergie dimana ia gagal mempertahankan gelar juara Liga Inggris dan melewati raihan trofi Liverpool.
Terima kasih karena telah membaca artikel tentang Biodata Sir Alex Ferguson,semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda mengenai legenda Manchester United ini. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar